Pahlawan Baru Itu Bernama Media

Watchmen, sebuah film yang mengisahkan tentang sekelompok superhero yang tersisih di jamannya terjebak dalam intrik rencana perang dunia ketiga yang mencoba menemukan kembali takdirnya untuk menjadi pahlawan pembela kebenaran. Akhir cerita, mereka sukses untuk mem- bawa dunia dalam keadaan damai kembali walaupun dengan melakukan tindakan kejahatan dengan mengorbankan jutaan manusia untuk menyelamatkan milyaran manusia yang lain. Bukankah manusia akan bersatu kembali apabila memiliki kesamaan kondisi tertindas dan merasa lemah? Tetapi di dalam kondisi kedamaian ini masih ada sisi dunia yang merasa dirugikan. Tidak lain adalah industri media.

Media akan menjadi lemah apabila dunia berjalan dengan stabil dan damai. Tidak ada pemberitaan spektakuler yang menarik untuk dilihat atau dibaca yang membuat orang menjadi tercengang, tertawa terbahak-bahak, menangis, marah, dan gelisah. Dalam kondisi tersebut, industri media akan serta-merta ditinggalkan karena orang tidak lagi membutuhkannya untuk suplemen dalam hidup karena beritanya akan dianggap datar, monoton, tidak tajam dan tidak menarik. Sisi humanis manusia mempunyai sifat bosan pada suatu kondisi tertentu. Apabila keadaannya selalu chaos maka manusia akan merindukan keadaan damai, apabila kedamaian tercapai maka manusia sendirilah yang akan menciptakan kondisi chaos hanya untuk kesenangan semata atau faktor psikologis akan bosan.  Dalam kondisi damai apabila masyarakat tidak ada yang bergerak untuk melakukan chaos dan media tidak melakukan tindakan yang revolusioner maka bisa dipastikan industri media akan menjadi bangkrut.

Bukankah akan lebih menarik diberitakan sebuah headline yang berjudul “Seorang petinggi KPK melakukan pembunuhan keji terhadap direktur BUMN karena cinta segitiga” dibandingkan “Petinggi KPK memimpin upa- cara bendera 17 Agustus di kantor KPK”. Bandingkan juga dengan ini “Wakil presiden dan menteri keuangan terlibat dalam kasus bail-out Bank Century” dengan “Bank Century membagikan parcel le- baran pada nasabah setianya”. Atau “Seorang pria tengah baya melakukan mutilasi kepada anak-anak jalanan diduga karena kelainan seksual” dengan “Seorang bapak mengajak liburan anak-anaknya di kebun binatang pada musim liburan”.

Dalam situasi suatu daerah yang tidak stabil, media yang menyampaikan berita akan selalu ditunggu-tunggu masyarakat yang haus akan informasi-informasi yang spektakuler dan mencengangkan. Secara hukum ekonomi, oplah media cetak akan bertambah, rating media visual akan naik dan cash flow akan serta-merta mengikutinya sehingga pemain media akan bergelimang harta.

Media juga akan dianggap sebagai pahlawan dalam masyarakat apabila pemberitaan media dianggap mewakili kegelisahan masyarakat akan kondisi yang tidak pro-rakyat. Media bisa saja berfungsi sebagai sisi kritis masyarakat dalam mengevaluasi kinerja pemerintah sementara badan perwakilan rakyat dianggap tidak melakukan pekerjaannya dengan benar. Dalam hal ini, posisi media akan lebih tinggi daripada pemerintah, badan perwakilan rakyat dan bahkan rakyat itu sendiri. Tidak jarang pembredelan media dilakukan sepihak oleh pemerintah seperti yang pernah kita saksikan pada periode pemerintahan terdahulu.

Dalam situasi daerah yang stabil dan damai bukan tidak mungkin sebuah media akan berperan sebagai sponsor dalam kegiatan-kegiatan kriminal lainnya. Tidak lain tujuannya untuk menciptakan sebuah berita spektakuler yang membuat masyarakat berbondong-bondong penasaran untuk mengetahui hal yang sebenarnya terjadi melalui media. Mungkin saja yang akan terjadi adalah kejadian perampokan bank yang merugikan ratusan milyar itu disponsori oleh media A, mutilasi yang dilakukan pada nenek-nenek manula disponsori oleh media B, atau pembunuhan keji dengan motif rebutan lahan parkir disponsori oleh media C. Para pelakunya akan bergelimang harta tujuh turunan walaupun harus mendekam di penjara ataupun akhirnya ditembak mati oleh aparat dan media akan kembali menemukan takdirnya sebagai sumber informasi dan berita terpercaya bagi masyarakat.

Media adalah kekuatan baru yang mampu menggiring opini masyarakat mengubah hal yang salah menjadi benar atau sebaliknya dengan penyajian yang cantik, menarik dan atraktif. Media seperti sebuah pisau bermata dua yang mampu menjadi pahlawan juga menjadi penjahat keji. Bukan tidak mungkin bahwa masa depan dunia ini ada di tangan media dan ini akan menjadikan media sebagai Tuhan baru bagi masyarakat.

About Almandine
Just ordinary person who want to know anything and everything

4 Responses to Pahlawan Baru Itu Bernama Media

  1. nadya says:

    Ciyaaahaha mantap mantap byenkz 🙂

  2. yuti says:

    mosok ya, pas nonton watchmen ada yang bawa anak2.. edan ra wong tuwone.. kan filmnya graphic bgt nan sadis..

Leave a comment